Jumat, 29 Maret 2019, Dema Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam (DEMA FUPI) UIN Sunan Kalijaga mendapatkan kesempatan berharga untuk bertemu sang founder komunitas Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi. Banyak hal yang diperbincangkan bersama, mulai dari sharing filosofi hidup, sharing pendidikan, pengalaman organisasi, problematika didalam kepemimpinan, sampai berbicara kesetaraan gender dalam kehidupan sehari-hari termasuk kehidupan di kampus.
Pertemuan ini berlangsung di Legend Coffe, Jalan
Abu Bakar Ali, Gondokusuman Yogyakarta pada sore hari. Acara berlangsung dengan
dihadiri oleh para anggota Dema FUPI dan beberapa perwakilan tiap LKM se
fakultas. Acara pertemuan berlangsung meriah dan menarik, selain membahas beberapa tema dan persoalan seputar leadership,
acara ini juga berlangsung dengan antusias yang tinggi dari para peserta,
terbukti dari banyaknya pertanyaan dan dialog yang muncul saat acara
berlangsung.
Dalam sesi awal perbincangan, Kak Ayu (panggilan akrab
Ayu Kartika Dewi) mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk memaparkan
terlebih dahulu filosofi hidup masing-masing. Ada yang yang berpendapat hidup
itu tentang perjuangan, ada yang berpendapat hidup itu yang terpenting bisa
berguna untuk sesama, dan lain sebagainya, sementara untuk kak Ayu sendiri
memiliki filosofi untuk senantiasa siap dalam menghadapi segala persoalan yang
ada dengan penuh percaya diri “Hajar saja dulu, dengan begitu pede akan
muncul dengan sendirinya” ucap kak Ayu.
Kemudian masih seputar tentang meningkatkan rasa percaya
diri dalam hidup, kak Ayu juga menekankan kepada semua audien yang hadir, untuk
senantiasa berani dan jangan takut semisal kita menemukan permasalahan atau
gangguan bahkan musuh saat kita memperjuangkan sesuatu dalam hidup, atau
konteksnya dalam bergorganisasi memperjuagnkan visi misi misalnya “jika kamu
takut memiliki musuh dalam hidup, itu artinya ada yang salah dengan hidupmu,
artinya kamu belum pernah stand up for something “ ujar kak Ayu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDNm9MC9kwaqQnCxjRtzhPIqfPGWdo4aCbCCUBVwuOUAlbfsuYI-ObfYGNdyUT6llD63QkKgdwGHntzpnvlmshjXySxdY4FoHTx-ZBTFqq6c-JMOKQMC9BmnMRtJ-od0d2UTUecuZJMCw8/s400/83073007-814d-4ed1-a4d7-f894d5fc2dc2.jpg)
Menurut kak Ayu, kasus seperti ini marak sekali
akhir-akhir ini, banyak pelanggan yang memiliki anggapan (konstruk) bahwa jika
sang driver itu merupakan sosok perempuan, ia tidak bisa mengantar sang
penumpang dalam perjalanan jauh atau mungkin mengantar makanan dalam keadaan
hujan.
Kasus seperti ini, tentunya sesuatu yang miris dan
seharusnya menjadi intropeksi bagi kita masing-masing. Pencitraan perempuan
sebagai sosok yang lemah seharusnya jangan sampai terjadi dimanapun berada,
terutama di kampus-kampus misalnya.
Selain menjadi founder Komunitas Sabang Merauke, Ayu Kartika
Dewi juga merupakan sosok yang aktif di bidang penyuaraan toleransi bagi kaum
Milenial, ia termasuk daripada fasilitator di Milenial Islami. Ia juga aktif di
indika foundation dan media toleransi.id.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar